Mata
pelajaran (mapel) Informatika akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2019
mendatang. Nantinya, mapel Informatika di jenjang SMP akan diporsi dua jam
pelajaran begitupun di jenjang SMA mapel Informatika diporsi dua hingga tiga
jam pelajaran. Meskipun di jenjang SMA, Informatika termasuk pada mapel
pilihan.
Hal
itu disampaikan oleh Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Awalludin Tjalla. Dia
menambahkan, nanti konsep mapel Informatika juga akan berbeda dengan mapel TIK
(Teknologi Informatika dan Komunikasi). Namun, ada juga beberapa hal yang
diadaptasi dari mapel TIK.
"Muatan
TIK yakni aplikasi produk TIK untuk menunjang pembelajaran dan tugas
sehari-hari itu masih perlu dijalankan sebagai bagian dari program literasi
digital yang sudah dijalankan," jelas Tjalla kepada Republika.co.id, Ahad (2/9).
Dia
melanjutkan, dalam muatan Informatika setidaknya harus mencakup lima materi
penting yang bakal menunjang kompetensi siswa di era revolusi industri 4.0.
Seperti teknik komputer, jaringan komputer/ internet, analisis data, dampak
sosial informatika, hingga programming.
Selain itu, kata Tjalla, siswa juga dituntut agar bisa berpikir
komputasional. "Nantinya berpikir komputasional itu akan diseminasikan
dalam kegiatan belajar semua muatan, baik infomatika maupun non informatika,
yang dijadikan basis belajar," jelas Tjalla.
Karena itu dia berharap, mapel Informatika bisa tersampaikan dengan
baik dan tepat. Sehingga siswa pun akan memiliki pengetahuan lebih banyak
terkait teknologi informasi yang bisa menunjang cita-citanya di masa yang akan
datang.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad
Ramli Rahim mengatakan, nantinya materi yang akan diajarkan dari mapel
Informatika akan lebih berat dari mapel TIK sebelumnya yang lebih teoritis dan
mudah. Mapel Informatika akan mempelajari Computational Thinking dengan materi
STEM Computer Science or
Coding Computer Programming.
"Mapel TIK di masa lalu memang tak cukup untuk menjadi
mapel karena materinya adalah materi-materi yang terlalu mudah dan dangkal.
Dengan computational
thinking, mapel Informatika akan jadi lebih keren buat siswa,"
ungkap Ramli.
Karena itu Ramli berharap apa yang informasikan Kepala Balitbang
Kemendikbud Totok Suprayitno bisa segera dirilis oleh Kemendikbud secara resmi.
Sebab, hal tersebut tentunya akan menjadi kabar baik bagi semua guru TIK yang
selama ini tidak jelas statusnya dan hanya dijadikan "bimbingan".
Meskipun demikian, lanjut Ramli, tentu saja kemampuan digital
harus dimiliki oleh seluruh guru, bukan hanya guru mapel Informatika. Karena
selama ini guru mapel informatika banyak direpotkan oleh guru-guru jadul yang
tidak mau berubah.